Close Menu
eastjavatraveler.comeastjavatraveler.com
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    eastjavatraveler.comeastjavatraveler.com
    Indonesia Keren!
    • Beranda
    • Travel
    • Cinderamata
    • Kuliner
    • Hotel dan Resto
    • Seni Budaya
    • Gaya Hidup
    • Profil
    • News
    eastjavatraveler.comeastjavatraveler.com
    Home»Hotel dan Resto»Mooncake Mengukir Rasa
    Hotel dan Resto

    Mooncake Mengukir Rasa

    Abdul RahmanBy Abdul Rahman17 October 2009Updated:1 October 2012
    Facebook Twitter LinkedIn Email WhatsApp

    Padat, sedikit keras, dan legit. Inilah kesan kuat yang muncul pada gigitan pertama saat melahap kue bulan. Kue yang dikenal dengan sebutan mooncake ini secara tradisional pada dasarnya berbentuk bulat, melambangkan kebulatan dan keutuhan. Namun seiring perkembangan jaman, bentuk-bentuk lainnya muncul menambah variasi dalam komersialisasi kue bulan.

    Bentuknya bisa beragam mulai dai lonjong, bulat, kotak, dan sebagainya. Namun yang umum adalah bentuk bulat dengan warna coklat keemasan. Warna coklat keemasan ini didapat karena mooncake dipanggang dalam oven selama sekitar 20 menit.

    Rasanya pun beraneka macam, bergantung dari selera Anda sendiri. Di Lung Yuan Resto Sheraton Hotel Surabaya, tersedia empat macam rasa, yakni green tea, red bean, white lotus, dan tausar. Kadang, ada pula yang diberi tambahan kuning telor di dalamn rasa white lotus untuk memperkaya rasa manis mooncake menjadi sedikit gurih dan asin.

    Mooncake merupakan kue tradisional Cina yang dimakan bersama-sama dengan keluarga, ataupun kerabat menjelang bulan purnama (setiap tanggal 15). Biasanya, masyarakat Cina akan menyantap kue bulan di alam terbuka ditemani buah-buahan dan arak, yang sekarang brkembang dengan menghadirkan wine sebagai pendamping. Selain arak dan wine, mooncake juga pas disantap dengan ditemani teh tawar, karena rasa kue yang cenderung manis.

    Karena mooncake identik dengan keluarga dan kebersamaan, seringnya mooncake ini dijadikan bingkisan untuk dikirimkan kepada kerabat. ”Di Lung Yuan juga begitu. Jarang yang makan di sini. Kebanyakan pesan untuk dikirim ke saudara, atau rekan-rekan,” jelas Koesmedy, supervisor Lung Yuan Resto.

    Untuk harganya, ada dua macam harga yang ditawarkan. Pertama Rp 250 ribu berupa kotak tebal berwarna oranye atau coklat berisikan empat mooncake besar berdiameter 7 centimeter atau delapan mooncake kecil berdiameter 2,5-3 centimeter ditambah empat tea sachet dan hiasan bunga sakura. Yang kedua Rp 400 ribu berupa leather case box warna merah berisikan empat mooncake besar atau delapan mooncake kecil. ”Kalau per bijinya kami jual Rp 50.000,- untuk yang besar, dan Rp 25.000,- untuk yang kecil,” lanjut pria yang sudah 13 tahun bekerja di Hotel Sheraton ini.

    Tradisi Tionghoa
    Di Cina sejarah panjang mencatat kue bulan sebagai salah satu kue legendaris. Ada banyak versi mengenai mooncake. Salah satunya adalah mengenai sejarah Raja Ho Le di zaman dinasti Chan yang terkenal serakah dan otoriter. Raja tersebut kenal dengan seorang suhu dan meminta ramuan untuk umur panjang. Permaisurinya, Yan Cung, yang baik hati tidak ingin raja yang jahat itu memperoleh umur panjang, karena taku raja akan lebih semena-mena.

    Karena itu, permaisuri menyabotase minuman tersebut. Singkat cerita, permaisurilah yang meminum ramuan itu, dan ia berumur panjang dan abadi, hingga ia hidup di bulan. Berdasarkan ccerita tersebut, festival kue bulan diadakan untuk memperingati Dewi Bulan di bulan purnama.
    Sedangkan kue bulan sendiri adalah jajanan tradisional khas Tionghoa yang menjadi sajian wajib pada perayaan Festival Musim Gugur setiap tahunnya. Di Indonesia, kue bulan biasanya dikenal dalam dialek Hokkian-nya, gwee pia atau tiong chiu pia.

    Kue bulan bermula dari panganan sesajian pada persembahan dan penghormatan pada leluhur di musim gugur, yang biasanya merupakan masa panen yang dianggap penting dalam kebudayaan Tionghoa yang berbasis agrikultural.

    Perkembangan zaman menjadikan kue bulan berevolusi dari sesajian khusus pertengahan musim gugur kepada penganan dan hadiah namun tetap terkait pada perayaan festival musim gugur tadi.

    Beberapa legenda lain mengemukakan bahwa kue bulan berasal dari Dinasti Ming, yang dikaitkan dengan pemberontakan heroik Zhu Yuan Zhang memimpin para petani Han melawan pemerintah Mongol. Namun sebenarnya, kue bulan telah ada tercatat dalam sejarah paling awal pada zaman Dinasti Song. Dari sini, kue bulan dipastikan telah populer dan eksis jauh sebelum Dinasti Ming berdiri.

    Mooncake ini dipampang untuk merayakan hari festival kue bulan yang dirayakan tiap tanggal 15 September. Menurut Koesmedy lagi, kue ini selalu dihadirkan tiap tahun menjelang Festival Kue Bulan. “Mooncake ini kami hadirkan tiap tahun. Tahun ini mulai tanggal 1 September sampai 3 Oktober mendatang,” ujar pria berusia 38 tahun itu.

    eva | foto : dok sheraton hotel surabaya

    Share. Facebook Twitter LinkedIn Email WhatsApp

    Info Lainnya

    ARTOTEL TS Suites Surabaya Jadi Pilihan Favorit Staycation Saat Lebaran 2025

    7 April 2025

    Go! Go! CURRY – Genki no Minamoto Buka Gerai Pertama di Bandung

    19 January 2024

    The Revery Bali, Layanan Akomodasi Mewah dengan Konsep Vacation Homes di Canggu

    19 January 2024
    Leave A Reply

    This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

    INFO TERBARU

    Surabaya Tampilkan Pesona Laser Air Mancur di Malam Keakraban Munas VII APEKSI

    9 May 2025

    Inovasi Kedai Kopi Digital UB Angkat Daya Saing Desa Wisata Kopi Banyuwangi

    3 May 2025

    Hari Kartini, Aston Madiun dan KKI Gelar Nguri-Uri Budhoyo Usung Pesona Pengantin Adat Yogyakarta

    29 April 2025

    ARTOTEL TS Suites Surabaya Jadi Pilihan Favorit Staycation Saat Lebaran 2025

    7 April 2025

    72.500 Wisatawan Kunjungi KBS Saat Libur Lebaran, Target 100 Ribu Pengunjung

    6 April 2025

    Mojotirto Festival 2025, Momentum Refleksi dan Pelestarian Air di Mojokerto

    23 March 2025

    ARTOTEL TS Suites Surabaya Gelar Earth Hour 2025, Matikan Lampu Satu Jam untuk Bumi

    22 March 2025

    Sambut Ramadan, Pemkot Surabaya Hiasi Kota dengan Ornamen Bernuansa Timur Tengah

    3 March 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
    • Tentang Kami
    • Iklan
    • Komunitas
    • Video
    • Surabaya
    • Indonesia
    • Kontak
    • Arsip
    © 2025 eastjavatraveler.com | stunning east java

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.