Batik terus berkembang. Kini, tiap daerah mulai menyodorkan gaya dan motif yang berbeda. Bahkan pada sisi corak, warna, dan cara pembuatan. Lihat saja Batik Gedog asal Tuban yang akan dipamerkan di Galeri Seni House of Sampoerna (HoS), 7 hingga 29 Oktober 2016 mendatang.
Berbagai keunikan bentuk, proses pembuatan, serta teknik pewarnaan batik khas pantai utara ini, akan dihadirkan KIBAS dalam eksebisi bertajuk menghadirkan Another Side of Batik Gedog. Sumber indonesiaimages.net menyebutkan, perbedaan mendasar Batik Gedog dibanding batik lainnya, yakni dari bahan kain tenun yang terbuat dari kapas hasil produksi ladang di sekitar lokasi pembuatan batik.
Kapas yang sudah dipintal, kemudian ditenun menjadi kain menggunakan alat tenun tradisional yang mengeluarkan bunyi dog-dog, sehingga disebut kain Gedog. Kain Gedog yang bertekstur kasar ini dibatik dengan menggunakan pewarna alam dari tanaman sekitar yang disebut nilo (nila, atau indigo), yaitu tanaman penghasil warna biru alami. Penggunaan bahan-bahan alami inilah yang menjadikan Batik Gedog terlihat eksotis.
35 Batik Gedog dengan beragam motif seperti Likasan Kotong, Rengganis, Gringsing, Kijing Miring, Kasatrian, Kembang waluh, Kembang Kluwih, Lok Can, Gunting, Ganggeng, dan Owal Awil ditampilkan beserta penjelasan akan fungsi dan filosinya yang masih kurang dikenal oleh masyarakat. Seperti motif Gringsing yang sering digunakan sebagai selimut, dipercaya dapat menyembuhkan orang sakit. Di satu daerah, kain Gringsing dapat digunakan secara bergilir dari satu keluarga ke keluarga yang lain saat ada anggota keluarga yang sakit.
Tidak hanya berdasarkan motif, batik Gedog juga memiliki sebutan sesuai dengan fungsinya seperti batik Gedog ‘tapeh’ atau kain panjang, digunakan untuk ‘sayut’ atau gendongan, untuk menggendong bayi atau barang. Adapula ‘Serang Buwuhan’, yaitu batik Gedog yang umumnya digunakan saat menghadiri acara atau hajatan keluarga.
Fungsi batik Gedog lainnya yang masih dilakukan hingga kini adalah sebagai prasyarat ketika akan mendirikan pilar atau saka guru sebuah rumah, yaitu dengan cara menggantungkan batik pada pilar.
Batik Gedog yang banyak dihasilkan dari kecamatan Kerek kabupaten Tuban ini, masih juga digunakan sebagai alat tukar untuk mendapatkan barang lain, sering pula menjadi barang yang dapat digadaikan bagi penduduk desa yang membutuhkan uang. Bagi penduduk lainnya, batik Gedog juga dikategorikan sebagai barang pusaka dan merupakan kebanggaan keluarga yang memilikinya karena menunjukan status ekonomi keluarga tersebut.
Dilatarbelakangi oleh komitmen untuk terus mengapresiasi dan mengembangkan batik Jawa Timur sebagai kekayaan budaya bangsa mendorong KIBAS untuk melakukan inovasi sesuai dengan perkembangan teknologi. Berbagai kegiatan untuk meningkatkan nilai ekonomis batik Jawa Timur melalui pendidikan, penelitian, dan pelatihan tentang batik berdasarkan keunggulan dan keunikan masing-masing terus dilakukan oleh KIBAS dengan dukungan dari tenaga profesional. (sp/foto : istimewa)