Istilah ngabuburit mungkin sudah di kenal sebagian masyarakat Indonesia, Ngabuburit sendiri seperti yang dikutip dari nusantara.wordpress.com berasal dari Bahasa Sunda, Jawa Barat. Berkata dasar “burit” yang menunjukkan waktu sore, senja, atau menjelang waktu shalat Maghrib. Nah, kata ngabuburit selanjutnya umum diucapkan banyak orang ketika menunggu waktu berbuka puasa, tepatnya ba’da atau setelah shalat Ashar.
Di Jawa Timur sendiri, ngabuburit bisa dilakukan diberbagai tempat. Selain tempat wisata, tempat perbelanjaan, juga restoran, ngabuburit juga bisa ditemui di Masjid. Seperti halnya di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya.
Hal ini diakui Galuh Asgani (20), kebiasaan ngabuburit di Masjid Al Akbar sudah dilakukannya sejak masih di bangku SMA. “Dulu masih SMA, kegiatan Pondok Ramadhannya disini (Masjid Al Akbar). Trus keseringan sampai sekarang. Apa yaa, tempatnya asri, banyak pohonnya kan. Meskipun nggak di dalam masjid tetap bisa dengerin ceramahnya, di area masjid juga banyak yang jual makanan, seneng aja bisa bareng-bareng sama teman juga,” ujar perempuan asal Sidoarjo ini.
Betul memang, kawasan Masjid Al Akbar yang sejuk kerap menarik para pengunjung. Untuk perempuan yang halangan (menstruasi) pun, tetap bisa mendengarkan kultum atau ceramah di area luar masjid yang ditanami banyak pohon.
Hal serupa juga dibenarkan oleh Sutoyo (71) dan Istrinya Ning (70). Kesempatan libur ramadhan di manfaatkan suami istri ini untuk ngabuburit dan piknik kecil di area masjid. “Kita sekeluarga sering buka bersama disini, ini bawa anak, cucu, ini sebelah kiri besan saya.” Tutur laki-laki tua ini sambil tersenyum.
Keluarga ini memang tampak duduk senang, dibawah pohon di salah satu sudut masjid. Sambil mendengarkan ceramah kitab Riyadusholihin dari dalam masjid.
“Buka bersama disini, ini (sambil menunjuka tas penuh makanan) bawa nasi bungkus dari rumah,” sergah Ning menjelaskan.
“Iya, tiap tahun pokoknya. Kemarin anak saya yang di Mojokerto juga nyamperin kesini. Pengen buka bersama,” Tambah Sutoyo, laki-laki asal Rungkut Surabaya ini antusias.
Momen ngabuburit di masjid, tentunya sudah dipersiapkan para pengolah Masjid yang selesai dibangun tahun 2000 silam ini. Pihak masjid menyiapkan takjil untuk para pengunjung yang berbuka puasa. “Setiap Bulan Ramadhan, sudah ditargetkan untuk menyediakan takjil. Jumlahnya sekitar 3000an. Diantaranya air minum kemasan gelas, kurma, dan setelah shalat ada nasi bungkus.” Terang Kartimo, penanggung jawab Posko Takjil.
Semua kegiatan bagi takjil dilaksanakan di area air mancur masjid Al-Akbar Surabaya. Hidangan ta’jil di letakkan memanjang perbaris, diatas karper warna hijau. Setelah shalat Maghrib, pengunjung bisa mengambil nasi bungkus di pintu keluar menuju tempat yang sama, yaitu area air mancur.
Di hari biasa saja, ratusan bahkan ribuan pengunjung datang. Untuk beribadah, maupun berwisata di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya. Selain masjid, tempat menarik yang sering dijadikan wisata adalah menara masjid, yang tingginya mencapai 99 meter.
Apalagi di Bulan Ramadhan seperti saat ini, pengunjung bisa berkali lipat. Karena tak jarang, rombongan ibu-ibu pengajian dan anak-anak sekolah datang untuk melakukan kegiatan pengajian dan Pondok Ramadhan di masjid.
naskah : pipit maulidiya | foto : rangga yudhistira