Perpustakaan Medayu Agung atau biasa disebut dengan perpustakaan Hwie, karena diambil dari nama sang pemilik, yaitu Oei Him Hwie, adalah suatu tempat yang wajib dikunjungi bagi orang-orang yang haus akan informasi bacaan berbagai sumber. Sebab di dalamnya, terdapat puluhan ribu buku sosial, politik, sejarah, budaya, filsafat, dan lainnya.
Selain itu, kita juga bisa melihat arsip surat kabar dan koran mulai cetakan pertama hingga sekarang. Saking menariknya pernah ada orang kebangsaan Australia menawar koleksi 1M rupiah ujar Wiknyo selaku petugas perpustakaan.
Masuk ke dalam ruang perpusatakaan. Terdapat beberapa ruangan di perpustakaan ini, diantaranya ruang baca, Koleksi Khusus, dan Koleksi langka. Sesuai dengan namanya koleksi langka berisikan buku buku terbitan pertengahan 1800an dan awal tahun 1900an dalam bahasa Belanda, Inggris, Melayu dan Jerman yang sudah jarang ditemukan. Sedangkan ruang koleksi khusus berisikan buku buku sejarah indonesia Bung Karno dan masalah pembauran serta integrasi etnis Tionghua.
Juga terdapat berbagai koleksi literatur buku-buku bidang sejarah, sosial politik, filsafat, hukum, kebudayaan, biografi, agama, jurnalistik, juga berbagai koran dan majalah. Kebanyakan koleksi di sana terbitan tua mulai tahun 1900-an. Keistemewaan perpustakaan ini juga sebab koleksi lengkap mengenai sinologi (ilmu pengetahuan tentang bahasa dan kebudayaan Tionghoa), dengan keseluruhan jumlah koleksi hingga sekitar 5.000 buku.
Untuk merawat koleksi buku tersebut, diberlakukan sistem katalog buku. Seorang pembaca tidak diperkenankan untuk mengambil buku sendiri, pembaca dan pengunjung hanya diberikan katalog buku, selanjutnya mereka hanya menyebutkan kode buku kepada petugas. Petugaslah yang mengambilkan buku di meja atau rak penyimpanan buku.
Menurut Wiknyo sebagai pegawai dari perpustakaan, hal ini bertujuan agar buku bisa kembali ketempat asal dan menghindari kehilangan buku. Hanya buku dan surat kabar terbitan tahun lama yang diberlakukan sistem ini, sedangkan untuk surat kabar atau majalah terbitan baru pembaca dipersilahkan untuk mengambil sendiri. Untuk menjadi anggota diperpustakaan Medayu Agung anggota hanya dikenakan biaya sebesar 5000 setiap bulannya.
Perpustakaan ini juga mendapat beberapa penghargaan yakni, Surabaya Academy Award 2004 dalam kategori “Board Preference” penghargaain ini diserahkan langsung oleh Bambang D.H. sebagai Walikota Surabaya saat itu. Tidak hanya itu, sang pemilik perpustakaan Oei Hiem hwie atau biasa disebut dengan Pak Hwie juga mendapat penghargaaan dari MURI (Museum Rekor Indonesia) sebagai kolektor surat kabar terlengkap sejak awal terbit, dan masih penghargaan lainnya.
Perpustakaan Medayu Agung sesuai akta notaris berhasil berdiri pada 1 Desember 2001. Mengenai penamaan Medayu Agung sendiri menurut kisah Sang Pemilik Oei Him Hwie, bukanlah semata-mata karena lokasinya di Medokan Ayu, tetapi juga merupakan nama yang mempunyai arti dan falsafah bahasa yang tinggi.
Medayu berasal dari dua kata bahasa Kawi, menurut kamus Bausastra Jawa karangan S. Prawiro Atmojo, kata ‘Meda’ berarti budi atau kebajikan. Sedangkan ‘Yu’ berasal dari kata ‘Mayu’ atau ‘Memayu’ artinya berbuat baik. Jadi medayu bila digabungkan berarti berbuat kebaikan dengan dasar budi dan kebajikan. Dalam buku lain, kamus jawa kuno yang disusun oleh L. Mardiwarsito, ‘Medha’ berarti kebijaksanaan, kearifan, kecerdasan dan akal pikiran. Jadi kata Medayu Agung memiliki makna berbuat kebaikan berdasarkan budi luhur, kebajikan dan kebijaksanaan untuk tujuan besar.
Perpustakaan Medayu Agung Surabaya
Jl Medayu Selatan IV no 42-44 Surabaya
Jam operasional 09.00-14.00 WIB
031-8703505
naskah | foto : moch johan f