Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, selain terkenal dengan Batik Jetis, di wilayah seluas 591,59 km2 ini juga terdapat salah satu kerajinan batik tulis yang namanya sudah melejit sejak lama, yaitu Batik Tulis Kenongo.
Penamaan batik ini sendiri tak terlepas dari nama daerah asal kerajinannya, yakni di Desa Kenongo, Kecamatan Tulangan. Lokasi batik kenongo sendiri mudah dilalui Karena dipingir jalan raya dari arah tanggulangin kawasan industri tas Intako ke arah barat. Kira-kira memerlukan waktu 30 sampai 45 menit dari Kota Sidoarjo.
“Karya seni rupa batik ini terapan dari daerah setempat diciptakan untuk tujuan melestarikan nilai-nilai tradisi dan adat dalam proses serta teknik berkarya seni rupa daerah di sini,” ujar Faina Hartono, salah satu perajin Batik Tulis Kenongo pada eastjavatraveler.com. Bentuk, model, teknik, dan media memiliki keunikan serta karakteristik tersendiri, sebagai kekayaan seni budaya Indonesia.
Bu Hartono pemilik batik tulis kenongo telah memiliki sekitar 40 orang karyawan yang bekerja di rumahnya dan 300 orang lebih yang menjadi buruh batik rumahan di bawah naungannya. Batik produksinya dijual di galeri yang terletak di depan rumahnya maupun dipasarkan melalui pameran-pameran batik.
Di tempatnya, pengunjung selain bisa memilih karya batik yang terpajang juga dapat menyaksikan langsung proses lengkap pembuatan batik tulis. Tidak salah bila, dalam beberapa kesempatan banyak wisatawan domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke Kenongo.
Harga penjualan untuk sepotong kain batik tulis berkisar antara 150 ribu hingga 4 juta rupiah, sedangkan untuk batik cap/printing harganya berkisar antara 80-125 ribu rupiah.
Adapula Desa Kepatihan yang terletak bersebelahan dengan Desa Kenongo ternyata juga banyak terdapat tangan-tangan terampil legendaris penulis batik sejak era tahun 1940-an hingga sekarang. Para penulis batik dari Desa Kepatihan ini adalah orang rumahan yang hasil jadi batiknya rata-rata dipasarkan di kawasan Jetis Sidoarjo kini menjadi kawasan kampung batik Jetis Sidoarjo.
naskah|foto : m. andi fikri
1 Comment
Batik kenongo ini mulai berdiri sejak tahun berapa?