Banyak jalan menuju Roma. Perumpamaan itu mungkin pas bila menjadi gambaran perjalanan usaha olahan ikan bandeng yang digeluti Dwi Ernie P. Warga Kalanganyar Wetan, Sidoarjo, Jawa Timur ini dengan modal awal yang tidak terlalu banyak kini ia sudah menjadi jutawan.
“Sejak 2006 saya memulai usaha berupa bandeng cabut duri. Dan waktu itu saya sama suami jalani usaha dengan modal hanya Rp 750 ribu saja. Namun usaha ini hanya berjalan setahun, karena minimnya modal jadi sulit untuk mengembangkan usaha, maka kami mengalami krisis keuangan,” tutur istri dari Sulaihan pada Eastjavatraveler.com.
Dalam masa krisis itu, menurut perempuan yang pernah mendapat penghargaan Citra Kartini 2013 dari Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, sebagai salah satu wanita tangguh di Kota Udang Bandeng ini, ia langsung berusaha mencari jalan keluar agar usahanya dapat tetap berjalan. Yang akhirnya, Ernie tidak hanya membuka usaha di satu peluang saja.
“Tidak hanya cabut duri ikan bandeng yang dijual mentah, saya lalu mengembangkan usaha menjadi aneka olahan masakan ikan bandeng matang. Seperti bandeng crispy, bandeng bumbu sapit, presto, asap, otak-otak,” jelasnya. Dan berkat inovasi yang terlahir dari perempuan Sidoarjo, 11 Oktober 1973, kemudian membuat olahan baru yaitu abon dari duri ikan bandeng.
Baginya, daripada duri ikan bandeng di kawasan Kalanganyar yang terkenal dengan sentra industri rumahan ikan bandeng banyak terbuang sia-sia, Ernie dan suami mempunyai inisiatif untuk membuat duri ini menjadi olahan makanan yang siap saji untuk dikonsumsi.
Gaung pun bersambut. Tidak berhenti di satu langkah dalam berusaha, akhirnya respon positif masyarakat pun terus mengalir ingin membawa pulang olahan ikan bandeng dari UD Hikmah Artha Makmur (Maharani Crispy) milik Ernie dan Sulaihan. Mereka tidak hanya datang dari dalam kota saja, melainkan juga luar kota bahkan sampai luar negeri. Aneka olahan bandeng Ernie pun sampai ke Arab Saudi, Singapura dan Hongkong.
Kini usaha yang digeluti Ernie dan Sulaihan makin berkembang pesat. Selain sudah mempuyai outlet penjualan di luar rumah tempat produksinya, omzet yang diraihnya juga sangat lumayan membanggakan. Dalam sebulan sebanyak 50 sampai 65 kilogram ikan bandeng yang diolah bisa menghasilkan omzet sebanyak Rp 35 juta bahkan lebih.
Dalam menjalankan usaha, Ernie dan Sulaihan mempunyai resep yaitu jangan mudah putus asa dan terus mencari peluang dalam mengembangkan bisnis. “Jatuh bangun dalam menjalankan usaha itu sudah biasa. Yang luar biasa adalah kesiapan kita sebelum jatuh,” pungkasnya.
naskah|foto : m.ridloi