Proses kreatif Atmaja Septa Miyosa, lulusan pascasarjana ISI Yogya, dalam membuat kartun ini terbilang unik. Begitu mendengar ada Kontes Kartun Opini 4 yang digelar Komunitas Kartun Indonesia (Kartunesia), ia mencoba untuk mencari tahu, apa saja simbol yang bisa digunakan dalam karya kartunnya.
“Tema ‘Siapkah kamu jadi pahlawan?’. Ada kata ‘kamu’. Berarti semua orang yang membaca kalimat ini bisa jadi pahlawan. Mulai dari dokter, hakim, tukang sapu, atau tukang parkir. Akhirnya saya mengantisipasi seribu kemungkinan itu dengan citra gambar yang berpotensi mengundang seribu kemungkinan juga. Ini yang jadi alasan, mengapa saya memakai uang seribu,” kata Septa.
Frelancer di Media Pressindo Jogja ini berharap, saat orang melihat kartun opini bikinannya maka orang akan merasa memiliki, dan berhak menjadi pahlawan.
Tentang gambar pahlawan di uang kertas yang wajahnya bolong, Septa mengaku, ia terinspirasi maskot-maskot di lokasi wisata. “Karena sejak awal saya ingin mengusung judul ‘Semua bisa jadi pahlawan’, maka saya sengaja mengosongkan area wajah, untuk diisi oleh sosok siapapun,” katanya.
Berbekal proses kreatif ini, akhirnya karya Septa terpilih menjadi kartun terbaik dalam Kontes Kartun Opini 4 yang digagas Kartunesia. Menurut tim juri yang terdiri dari Hendro D. Laksono (pendiri Komunitas Kartun Indonesia Kartunesia), Kong Stones (kartunis, animator, digital artworker), dan Toni Malakian (kartunis, karikaturis), kartun opini karya Septa memenuhi syarat dan penilaian karya terbaik Kontes Kartun Opini 4.
Menurut Toni Malakian, karya Septa ini menyodorkan kreatifitas ide dan visual yang segar. Ada ruang tafsir terhadap simbol-simbol yang digunakan dalam kartun, yang memungkinkan untuk merangsang orang agar terus mengembara dan berpikir. “Simbol figur yang selalu diusung pada simbol uang adalah pahlawan. Dengan melubangi seperti pada action figur di beberapa tempat atau taman wisata, itu memberi makna bahwa siapapun bisa untuk menjadi pahlawan. Tentu dengan kebaikan. Simbol pensil juga menjadi interpretasi yang luas,” kata Toni.
Senada dengan pemaparan ini, Hendro mengatakan setidaknya ada tiga alasan yang membuat kartun Septa pantas jadi juara. “Pertama, jelas, keseuaian tema. Kedua, kartun ini disajikan dengan cara cerdas, unik, dan segar. Dan ketiga, memenuhi prasyarat lengkap sebuah kartun opini. Setiap pemilik surat kabar, pasti nggak ragu memajang gambar ini di kolom kartun editorial,” tegas Hendro.
Dalam kontes kartun opini yang digelar kali ke empat ini, tercatat ada 32 peserta dengan 60 karya yang turut serta. Namun di seleksi awal, 10 peserta dan 12 karya harus terjungkal gara-gara tak memenuhi prasyarat.
Menurut Isa Anshari, salah satu panitia, kontes yang didukung oleh Canson Datascript Indonesia ini mensyaratkan karya harus dilampiri barcode pembelian produk Canson sebagai medium gambar. “Selain itu, ada peserta yang mengirim gambar berukuran A4. Kami terpaksa menggugurkan karena tidak memenuhi persyaratan,” kata Isa.
Ingin tahu susunan juara kontes kartun opini? Berikut data lengkapnya :
Juara 1
Atmaja Septa Miyosa
” Semua Bisa Jadi Pahlawan”
Juara 2
Muhammad Najib
“Makam Pahlawan”
Juara 3
Joko Luwarso
“Melawan Gurita Penyakit Bangsa”
Juara Harapan
1. Agus Nugroho – Menyelamatkan Kehidupan
2. Hendrikus David Arie – HOPE
3. Dedy Ronggo – Berani tolak hasil korupsi
ms media content network | eastjavatraveler.com