Jika di Pameran Pariwisata, Seni dan Budaya Majapahit Travel Fair (MTF) 2008 lalu Ledre Bojonegoro berukuran raksasa berhasil masuk catatan MURI, sebagai jajan ledre berukuran paling besar. Di MTF 2009, kali ini ada Musik Tong-tong dan Jenang Apel berhasil masuk catatan rekor MURI.
Musik Tong-tong atau dalam bahasa Madura musik Daul Tuk-tuk asal Kabupaten Sampang, berhasil masuk MURI dengan rekor penabuh terbanyak. Yakni sebanyak 300 orang penabuh. Tak pelak akibat banyaknya penabuh hingga membuat suasana Gramedia Expo Surabaya, Jum’at sore (22/05) nampak terdengar meriah dan penuh riuh. Karena irama yang dibunyikan begitu indah, berasal dari bebunyian tetabuhan dari drum minyak, drum ikan, gong, gamelan, kuali dan gong. Lengkap diiringi nyanyian khas Madura.
Menurut sejarahnya Musik ini, ada sejak tahun 1970-an. Seperti yang diceritakan Ahmad Bahrawi, salah seorang penggiat musik Tong-tong pada EastJava Traveler, musik tong-tong ada di Sampang pada tahun 1970-an saat itu musik ini digunakan sebagai musik patrol oleh masyarakat setempat. Terutama saat Ramadhan tiba digunakan untuk membangunkan orang saat waktu sahur.
“Begitu legendarisnya musik ini hingga kami warga Sampang menggelar even tahunan yaitu lomba musik tong-tong setelah Lebaran,” ujar pria yang memliki nama panggilan Mamak ini.
Selain itu, ada sejarah yang mencatat jika Musik Tong-tong populer pada tahun 1999. Saat itu kabel bawah laut yang merupakan aliran listrik di Pulau Madura putus. Sehingga suasana pun gelap gulita selama berbulan-bulan. Mengakibatkan Madura tidak aman dari karena tindak kriminal. Kemudian musik ini menjadi inisiatif warga untuk meredam tindak kriminal dengan melakukan patrol setiap malam hari.
Atas keunikan musik ini, dan berdasar inisiatif masyarakat Sampang. Maka Musik Tong-tong diusulkan untuk mendapatkan penghargaan dan masuk rekor MURI.
Sedangkan penghargaan rekor MURI lainnya adalah Jenang Apel dari Kota Batu. Jenang ini berukuran 2 meter x 2 meter. Yang mana apel oleh masyarakat Kota Batu kerap dimanfaatkan sebagai buah. Akan tetapi dengan kini berkat kreatifitas mereka dikembangkan menjadi bentuk makanan. Yaitu Jenang Apel.
Untuk mempromosikannya, di MTF 2009 ini para perajin jenang apel di Kota Batu sepakat untuk memberikan sumbangsih berharga. Berupa jenang apel terbesar. Dengan harapan masyarakat akan berkunjung ke Kota Batu untuk berburu makanan ini, dan beberapa tempat wisata menarik yang ada di kota ini.
naskah/foto:m.ridlo’i