Puluhan ayam Serama adu kesaktian dalam Kediri ASEAN Serama Contest 2012, di Convention Hall, Simpang Lima Gumul, Minggu (18/11) siang. Selain datang dari dalam negeri, seperti Kediri, Jakarta, Bandung, bahkan Lombok, ayam-ayam Serama itu juga datang dari Malaysia, Cina, dan Jepang.
Ayam-ayam mungil itu kemudian dinilai para juri berdasar postur dan gaya. Postur meliputi kepala dan jengger, tubuh, hingga lawi atau sepasang bulu pedang. Sementara gaya, dilihat dari sisi atraktif dan kemampuan mengangkat dada.
Ali (50 tahun), anggota rombongan peserta dari Bandung mengaku, ia bersama kawan-kawannya datang khusus dari Bandung untuk mengikuti kontes ini. Dikatakan, selain ingin mengukur kualitas ayam Serama yang mereka miliki, ia juga menyimpan alasan komersial. “Kalau bisa juara, harga ayam bisa ratusan juta,” ungkapnya.
Ayam Serama, kata Ali, merupakan jenis ayam peliharaan asli Malaysia. Karena gaungnya yang cukup hebat, akhirnya ayam ini dibudidayakan di Indonesia. “Ayam umur tiga minggu aja sudah laku Rp 200-300 ribu,” tukasnya sambil tersenyum.
naskah dan foto : hendro d. laksono