Enam turis yang mengenakan pakaian adat tradisional lengkap dengan berbagai hiasan serta pernak-pernik ala kerajaan Jawa, tampak melenggang dengan luwes dihadapan ratusan pasang mata yang memadati sepanjang Jalan Simpang Balapan, Ijen, Malang akhir pekan lalu.
Tontonan yang unik dan menarik ini adalah bagian dari acara Festival Ken Dedes II. Mengangkat tema Past to Future, festival ini dimeriahkan oleh suguhan busana tradisional yang disajikan secara modern. Ratusan peserta tampil memperagakan tokoh dan karakter Kerajaan Singosari seperti Ken Arok, Ken Dedes, Mpu Gandring, dan beberapa karakter lainnya.
Pertunjukan semakin meriah ketika siswa siswi dari SMU 10 Malang membawakan cuplikan cerita tewasnya Mpu Gandring akibat keserakahan Ken Arok. Cuplikan pendek ini memukau perhatian dari penonton sehingga hujan tepuk tangan membanjiri panggung hiburan.
Sejarah Kerajaan Singosari merupakan kisah perjalalan panjang kota Malang pada jaman dahulu. Kisah kesabaran dan ketabahan Ken Dedes telah menjadi ikon ideal di Kota Malang. Melalui digelarnya festival ini pula diharapkan perhatian masyarakat, baik dari domestik maupun mancanegara terhadap warisan budaya tradisional ikut bertambah.
Untuk memeriahkan acara ini panitia sengaja mengundang wisatawan asal Prancis, Amerika Serikat, Norwegia, Jepang, dan Belanda. Mereka menyanggupi untuk membantu acara ini, bahkan ikut berpartisipasi dalam pawai festival tahunan ini. Kehadiran tamu asing merupakan terobosan baru di mana para tamu mancanegara ikut memeriahkan pesta rakyat Malang.
naskah/foto: arif furqon