Jika offroad jadi pilihan hobi Anda, coba saja medan-medan yang ada di Jawa Timur. Selain menantang, panorama alamnya yang terjaga, bakal jadi nilai tambah tersendiri.
Ini juga yang bisa kita rasakan saat berlaga di Roro Kuning Nganjuk, kawasan Gunung Arjuno, kawasan Gunung Ijen, Banyu Biru, dan arena offroad Taman Dayu Pandaan.
Selain menjanjikan arena yang menantang, kawasan-kawan ini kerap jadi pilihan karena keindahan alamnya. “Mungkin ini yang jadi alasan mengapa animo masyarakat begitu tinggi pada offroad, termasuk di sarana offroad Taman Dayu,” kata Dewi Pohan, Marketing Manager Bagian Fasilitas di Taman Dayu.
Biasanya, lanjut Dewi, pengunjung bermain di akhir pekan atau saat ada perhelatan khusus, baik perorangan atau kelompok. “Mereka datang dari Jakarta, Kalimantan, dan Bali,” kata Dewi.
Tentang klasifikasi arena di Taman Dayu, ia menjelaskan, setidaknya ada tiga kelas yang nantinya bisa dipilih oleh pengunjung. Masing-masing adventure, easy, dan extreme. Adventure biasanya dipilih oleh pengunjung yang ingin melakukan pengalaman offroad sambil menikmati pesona alam Taman Dayu. Artinya kesan menantang dan jalan-jalan masih di batas yang seimbang.
Kelas easy, biasanya dipilih oleh pengunjung yang ogah berhadapan dengan resiko berat. Sehingga, layanan ini lebih sering jadi pilihan pengunjung usia belia bahkan anak-anak. Kendaraan yang ada pun bukan roda empat, melainkan roda tiga.
“Sementara kelas extreme, sesuai namanya, jadi pilihan mereka yang ingin memiliki pengalaman offroad beneran,” kata Dewi. Maklum, bicara waktu saja, kelas ini dilakukan pada malam hari atau saat hujan. Sehingga medan yang ada relatif lebih berat. Misalnya belokan dan jalan yang menurun dengan sudut tajam.
Alternatif ini ternyata cukup diminati. Terbukti, saat EastJava Traveler bertandang ke Taman Dayu beberapa waktu lalu, beberapa pengunjung sangat suka menjajal arena extreme. Seperti diakui Ardiansyah, offroader asal Surabaya.
Ia mengaku, arena extreme offroad di Taman Dayu sangat menantang. Jalan yang harus dilalui offroader terbilang berat dan penuh rintangan. “Kondisi tanah yang becek dan rintangan berat itulah sensasi yang kita cari,” katanya.
Ajang Berkumpul
Senada dengan Ardiansyah, Boy Andi Arifuddin, offroader asal Surabaya juga merasakan hal yang sama. Namun ia menambahkan, offroad juga bisa jadi ajang berkumpul bersama kawan-kawannya.
“Kebanyakan offroader memilih melepas penat dengan offroad sebagai ajang berkumpul. Apalagi mereka berada jauh dengan kawan sekelompoknya. Karena itulah ajang ini dimanfaatkan untuk bertemu antara yang satu dengan yang lainnya,” jelas Boy.
Mereka bertemu sambil tukar pikiran dan membahas kendaraan masing-masing. Baru setelah itu saling unjuk kebolehan di medan offroad. Dari sini dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan kendaraan.
“Menariknya kita di ajang offroad dapat bertemu dengan teman sambil menikmati nuansa alam,” tambah Boy.
Sehingga dari manfaat yang dirasakan, tempo yang dilakukan dalam mengadakan offroad pun terbilang sering. Biasanya mereka hampir setiap akhir pekan, sepakat untuk menjelajahi tempat-tempat yang cukup menantang.
Menantang
Apa yang dirasakan oleh Ardiansyah dan Boy ternyata juga dirasakan oleh offroader lain. Dan untuk menebus sensasi ini, mereka rela merogoh kocek lebih dalam. Tak peduli puluhan hingga ratusan juta rupiah dikeluarkan demi mendapat predikat kendaraan yang paling layak di ajang offroad.
“Untuk kategori offroad extreme saja dibutuhkan dana hingga Rp 200 juta lebih. Kocek itu sudah dibuat melengkapi aksesoris yang lumayan bagus dan tahan di medan berat,” tutur Moedjianto, pemilik bengkel Surabaya Offroad pada EastJava Traveler.
Bagi para offroader, uang banyak bukan masalah. Karena dengan adanya modal yang cukup, mereka bisa mendapatkan sensasi sesuai yang diinginkan. Sehingga mobil jagoan mereka bisa menaklukkan rintangan dan rival yang berat, barulah sebuah pengalaman menarik dan juga berharga yang didapat.
Selain kecenderungan jor-joran di biaya, pria yang akrab disapa Cak Srundul ini juga melihat kecenderungan yang lain. “Jika dulu offroad memang banyak yang suka di rute yang biasa saja, tapi kini malah sebaliknya,” ujar pria yang akrab disapa Cak Srundul ini.
Dijelaskan, permainan offroad yang ada saat ini memiliki banyak klasifikasi, dengan bentuk tantangan yang berbeda-beda. Antara lain kelas adventure alam, extreme, easy, dan rock crawling.
Dari sisi peminat, lanjut Cak Srundul, belakangan jumlah peminat offroad memang kian bertambah. Karena bagaimana pun offroad ditujukan bebas bagi siapa saja yang punya minat khusus. Terlebih mereka yang punya jiwa berpetualang di alam bebas di atas kendaraan.
“Berlaga di arena offroad butuh nyali tersendiri. Sebab offroad harus dilakukan di alam bebas, dengan medan yang menantang dari sisi rute, haluan, dan cuaca,” tandas Cak Srundul. Malah bagi sebagian offroader, bermain offroad terasa tidak asik bila dilakukan di medan yang biasa saja.
Tips Offroader
Pada umumnya semua jenis kendaraan berpenggerak empat roda, atau istilahnya 4×4 for will drive, dapat dimodifikasi menjadi kendaraan offroad. Tinggal kita yang memilih kendaraan offroad kategori mana yang akan dibuat karena tidak semua kendaraan cocok untuk medan dan kategori tertentu.
Persiapan kendaraan offroad untuk medan adventure ringan (alam). Semua kendaraan berpenggerak roda empat dengan sedikit modifikasi dapat dipersiapkan untuk menjelajahi medan adventure offroad ringan. Dimana keadaan medan sedikit berlumpur, tidak terlalu dalam, jalan yang masih bisa dipilih dan dengan tanjakan atau turunan tidak melebihi kemiringan 45 derajat.
Setelah itu perlu diperhatikan bagian lain pada mobil yang akan digunakan. Mulai dari bodi, ban mobil dari segi suspensi dan permukaannya harus kasar dan harus lebih besar dari ukuran standarnya, atau sekitar minimal 31 inchi sampai maksimal 35 inchi. Lalu diperhatikan ketinggian bodi atau meninggikan suspensi mobil.
Jangan lupa apa bila meninggikan suspensi shock-absorber juga perlu diganti. Apabila semua pengetesan ban tidak nyangkut apa-apa maka disarankan tidak perlu merobah suspensi atau bodi.
Untuk mesin yang perlu adalah mencegah air masuk ke mesin dan menggangu sistem kelistrikan. Di samping itu dalam offroad, juga dipersiapkan beberapa peralatan Bantu. Seperti winch (alat penarik kendaraan) yang memadai dengan berat kendaraan, P3K, Pemadam api, Ban serep, kunci roda dan dongkrak, alat komunikasi, liftjack, tangki cadangan, lampu sorot, alternator besar, dan jangan lupa safety belt. Semua telah siap tinggal mental kita yang harus matang, karena kita nantinya dihadapkan pada medan yang sulit ditebak.
naskah : m. ridloi | foto : wt atmojo