Siapa yang tak kenal dengan Sunan Ampel (Raden Mohammad Ali Rahmatullah), salah satu punggawa Wali Songo yang menyebarkan Islam pada masa kerajaan Hindu kala itu. Kiprahnya adalah salah satu wali yang ikut menegakkan agama islam di tanah Jawa. Sebagai buktinya, berdiri sebuah masjid di Desa Ampel (sekarang kelurahan Ampel), Kecamatan Semampir, Surabaya.
Masjid itu didirikan tahun 1421 Masehi oleh Sunan Ampel, dibantu sahabat karibnya Mbah Sholeh dan Mbah Sonhaji, serta santrinya. Masjid ini dibangun di atas sebidang tanah seluas 120 x 180 meter persegi. Menurut catatan sejarah yang ditulis di dalam Kitab Pengging Teracah, tanah tersebut merupakan hadiah dari Raja Brawijaya, penguasa Mojopahit kala itu. Sunan Ampel mendapat ganjaran Ampilan tanah seusai menghadiri undangan Raja Brawijaya, tanah itu untuk menyebarkan agama Islam di sisi utara tanah Jawa Timur.
Masjid yang terletak di Jalan Ampel Suci 45 atau Jalan Ampel Masjid 53 ini bangunannya bergaya bangunan Jawa pada jaman dahulu, memasuki kawasan masjid, kita bisa melihat menara setinggi 30 meter di dekat pintu masuk sisi selatan. Di kompleks masjid, terdapat pula sumur dan bedug kecil peninggalan Sang Pendiri, serta 16 tiang setinggi 17 meter (lengkap dengan ukiran kaligrafi bertuliskan Ayat Kursi) yang menyangga atap masjid seluas 800 meter persegi. Tak kalah menarik juga, hiasan lambang Kerajaan Majapahit di bagian atas pintu yang mengelilingi Masjid Ampel juga terpampang indah. Tepat di belakang Masjid Ampel terdapat kompleks makam Sunan Ampel (wafat 1481 Masehi) bersama para sahabat dan santrinya.
Di kawasan ini, hal yang menarik lainnya adalah keberadaan Kampung Arab yang sebagian besar ditempati keturunan Arab Yaman dan Cina yang sudah menetap ratusan tahun untuk berdagang. Suasana kehidupan para pedagang ini nyaris seperti suasana di Makkah. Berbagai barang dagangan seperti Kerudung, Songkok, Sarung, Tasbih, Minyak Wangi dan tak ketinggalan makanan khas Timur Tengah seperti kurma dan roti maryam tersedia disana. berjalan menyusuri kampung arab tersebut semakin lengkap ditemani alunan musik Gambus dari lapak para pedagang.
Saat memasuki bulan Ramadhan, Masjid Agung Sunan Ampel menjadi salah satu kawasan yang paling ramai dikunjungi. Selama Ramadhan, jumlah pengunjung meningkat dua kali lipat dibanding hari biasa yang rata-rata mencapai 2.000 orang. Pengunjung akan semakin banyak pada saat ’maleman’ (malam ganjil pada malam 21, 23, 25, 27, 29 Ramadhan) yang mencapai jumlah di atas 10 ribu orang. Para pengunjung Masjid Ampel tersebut tak hanya berdo’a dan berikhtiar di masjid, namun juga melakukan dzikir di makam para wali yang ada di sana. –naskah/foto:frannoto