Untuk kembali menggiatkan semangat teater di negeri ini, 1 sampai 8 November nanti akan digelar Kompetisi Teater Indonesia 2010 : A Tribute To Ws Rendra. Kegiatan ini difokuskan di dua tempat, di Taman Budaya Jawa Timur dan di Hall Gramedia Expo.
“Dalam dekade terakhir teater di Indonesia jalan di tempat, tidak ada perkembangan yang cukup berarti, juga tidak benar-benar hilang dari jagad teater,” ujar Ketua Penyelenggara Kompetisi Teater Indonesia, Farid Syamlan.
Artinya, selama dekade terakhir ini pekerja teater tidak mampu memperlihatkan diri sebagai entitas yang kukuh. Untuk belajar mengenai hal itu, lanjut Farid ada baiknya melihat kebelakang, tentang usaha yang dilakukan WS Rendra dalam mengembangkan Bengkel Teaternya.
Sebagai tonggak teater modern Indonesia, WS Rendra banyak mencontohkan laku dalam berteater sehingga mencerminkan kehidupan keseharian dan menjadi kerja komunal. Rendra menjadikan teater sebuah tontonan yang menjadi bagian dari kehidupan penontonnya. Rendra menjembatani teater dengan institusi kenegaraan.
Sebab itu pula kemudian Lintas Masyarakat Teater Jawa Timur bersama Dewan Kesenian Surabaya, berinisiatif untuk menyelenggarakan sebuah acara teater yang mampu mempertemukan komunitas-komunitas teater di Indonesia dalam sebuah kompetisi, workshop, dan diskusi yang sekaligus mencoba menjejaki kembali upaya-upaya membangun teater Indonesia yang pernah dilakukan almarhum WS Rendra, sebagai salah satu tokoh teater Indonesia.
Sementara menurut humas KTI, Diana Sasa, sebelumnya, para peserta diberi bekal wawasan dasar tentang bermain teater oleh Sawung Jabo. “Workshop ini peserta meliputi latihan-latihan dasar dalam bermain teater. Antara lain materi dasar-dasar pernafasan, olah vokal, dan asosiasi,” ulasnya.
Untuk peserta tersebar merata dari berbagai kota di Indonesia, di antaranya Mataram, Lampung, Medan, Jambi, Palembang, Palu, Ambon, Ujungpandang, Samarinda, Yogyakarta, Surakarta, Jakarta, Bekasi, dan beberapa kota di Jatim. (mridlo’i/foto:ist)