Malam itu, kompleks Makam Segoropuro berubah menjadi lautan manusia. Meski demikian, balutan suasana mistis terasa menggumpal di setiap sudutnya.
Pada hari biasa, kompleks makam ini nyaris tak berbeda dengan kompleks makam lainnya. Sepi, hening, hanya dikunjungi tak lebih dari dua hingga lima orang.
Tapi pada malam Jum’at Legi, jumlah pengunjung di kompleks makam Segoropuro Pasuruan meledak bukan kepalang. Saat matahari mulai bergerak ke arah barat, ribuan orang datang. Tak hanya datang dari dalam kota, namun juga dari Jember, Banyuwangi, Malang, Sidoarjo, Surabaya, Jombang, Madura, Solo, bahkan Cirebon.
Sesekali, tempat ini juga mendapat tamu dari luar negeri. Seperti diakui Abdul Karim, 55 tahun, juru kunci Makam Segoropuro, satu bulan yang lalu, kompleks makam Segoropuro dikunjungi rombongan peziarah dari Malaysia.
“Ya, para peziarah yang datang silih berganti. Ada yang sendirian, sekeluarga, ataupun serombongan. Mereka datang dengan berjalan kaki, naik kendaraan pribadi baik motor maupun bermobil, bus, atau carter mobil pick up meski harus duduk berdesak-desakan,” jelas Abdul Karim.
Selain ingin terlibat dalam panjat do’a bersama, kebanyakan sebagian dari pengunjung datang untuk memohon dan berburu berkah. Tentu memohon do’a pada Sang Ilahi, dengan iringan berkah para ulama yang dimakamkan di Segoropuro.
Di sana terdapat tiga makam ulama besar. Yaitu Sayid Arif Abdurrahim, Sayid Abdurrahman, dan Mbah Kendil Wesi. Ketiga tokoh inilah dulu kala menjadi penggerak syiar Islam di pesisir Jawa, seperti Madura dan Pasuruan.
Menggerakkan kaki masuk di pelataran makam, terdengar sayup-sayup lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Mereka khusuk membaca kalam Ilahi, duduk bersimpuh di pelataran bangunan bercungkup menghadap sebuah tirai putih. Suasana pun terasa sakral, bahkan magis.
Inilah gambaran yang muncul di kompleks makam Segoropuro. Pada hari biasa, suasananya jelas berbeda bila dibanding saat-saat tertentu. Suasana lengang, sesekali ada beberapa orang datang untuk tirakatan, berdo’a, dan sekali lagi juga berburu berkah.
Bahkan selain mereka bersimpuh dalam do’a. Adapula yang berniat membaca dan menghafalkan garis silsilah Sayid Arif dengan Nabi Muhammad SAW. Dalam tulisan arab yang terpasang di dinding tirai putih, menunujukkan Sayid Arif adalah berada di garis keturunan ke-26 dari Nabi Muhammad SAW.
Ziarah
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan yang kian gersang, sebagian orang memilih untuk ziarah ke makam para wali Allah. Seperti yang nampak dari makam Segoropuro Pasuruan. Jumlah pengunjung boleh dibilang kian bertambah, khususnya di saat-saat tertentu.
Biasanya jumlah pengunjung melonjak saat malam Jum’at legi, peringatan haul setiap 10 Jumadil Akhir, atau pada malam ganjil di sepuluh hari terakhir puasa Ramadhan. ”Saat itulah biasanya kami kebanjiran pengunjung, bahkan sampai kelabakan,” ujar Abdul Karim, juru kunci makam Segoropuro.
Di kompleks makam Segoropuro, memang layak sebagai sarana wisata religi. Rindangnya pepohonan membuat sejuk suasana di sana. Belum lagi kicauan burung camar yang siap menyapa para peziarah di area seluas 2.500 meter persegi itu.
Kenyamanan lainnya, bagi peziarah tak perlu bingung mencari tempat istirahat, di tempat ini juga dilengkapi sarana penginapan yang cukup memadai. Dan bagi yang ingin menunaikan ibadah wajib juga tersedia Masjid.
Sedangkan potensi lainnya, di sudut kompleks makam dapat dijumpai sebuah goa, yang konon dipercayai sebagai alternatif tempat tirakatan bagi yang ingin melakukannya. Bahkan menurut cerita masyarakat setempat, pernah ada yang bertirakat di goa itu setelah pulang ke kampung halamannya menjadi orang sukses.
Jalan Hening ke Makam
Bagi kita yang belum pernah ziarah ke makam Segoropuro, tak perlu bingung menuju ke lokasi itu. Karena berkat peran serta masyarakat dan pemerintahan setempat, begitu mudahnya akses transportasi mencapai sana.
Makam Segoropuro terletak di Desa Segoropuro, Kecamatan Rejoso, Kota Pasuruan, sekitar 10 kilometer arah timur dari jantung Kota Pasuruan dengan melalui jalur Pasuruan-Probolinggo. Dari sini sebelah kiri jalan terdapat gapura Desa Kemantren Rejo, lalu masuk 2,5 kilometer menuju makam Segoropuro dengan ditandai gapura Desa Segoropuro.
Sedangkan bagi pengunjung yang naik bus, jarak lokasi makam dengan terminal Untung Suropati hanya sekitar 6 kilometer. Perjalanan bus pun dapat dilanjut lalu turun di gapura Desa Kemantren Rejo. Setelah itu pengunjung dapat menuju ke lokasi makam dengan naik becak ataupun ojek.
Seiring dengan kian banyaknya jumlah pengunjung di makam itu. pemerintahan setempat bahkan telah memasang tanda penunjuk jalan menuju kompleks makam. Wisata Religi Makam Segoropuro, begitulah bunyi tulisan penunjuk lokasi yang terpampang di pinggir jalan raya itu. (naskah : m.ridlo’i – foto:wt atmojo)