Tidak hanya menyuguhkan sisi keindahan panorama alamnya, bendungan ini juga besar fungsinya bagi kelangsungan hidup masyarakat banyak.
Dengan mengacu pada salah satu definisi manajemen aset yang dirumuskan sebagai penyelarasan yang terencana, antara kebutuhan dan aset (the planned alignment between demand and asset-Qld. Dept. of PW & Housing).
Sebuah kajian ini akan membahas parameter-parameter capaian pemenuhan kebutuhan, yang berkaitan dengan maksud dibangunnya sebuah bendungan dan persiapan rencana realisasi pemanfaatannya.
Maka Bendungan Wonorejo yang terletak di Desa Wonorejo, Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur dibangun sebagai pengendalian banjir di kota seluas 1.055,65 kilometer persegi itu. Sekaligus sebagai pembangkit tenaga listrik, terutama juga untuk menyediakan pasokan air baku untuk Surabaya dan sekitarnya.
Karena itu pula salah satu bendungan terbesar di Kawasan Asia Tenggara ini memiliki banyak kelebihan. Yaitu pada elevasi titik puncak setinggi 188 meter, tinggi bendungan 100 meter, panjang bendungan 545 meter, volume timbunan 6,05 juta meter kubik, serta luas permukaan air maksimal 3,85 juta meter persegi.
Sedangkan bersebelahan dengan keberadaan bendungan terdapat bangunan pelimpahan (Spillway), yang berguna untuk penampungan luapan air banjir. Dengan sebanyak kapasitas limpahan 540 meter kubik per detik.
Tumpuan Harapan
Bendungan Wonorejo memiliki sejumlah fungsi penting. Khususnya bagi kelangsungan hidup masyarakat luas. Fungsi itu antara lain, menyediakan air baku untuk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Surabaya sebanyak delapan meter kubik per detik, mengusahakan pembangkit tenaga listrik 6,02 megawatt, mengendalikan banjir bagi daerah Tulungagung seluas 1.479 hektar, dan mendukung irigasi pertanian untuk sawah penduduk setempat seluas 1.200 hektar.
Manfaat lain untuk masyarakat sekitar, seperti budidaya perikanan, kawasan sabuk hijau untuk tanaman keras produktif, serta beberapa keunggulan dari aspek kepariwisataan. Untuk perikanan, menurut Pimpinan Proyek Pengembangan Sungai Brantas Ir Sukistiono Dipl HE, di Waduk Wonorejo sendiri dapat menghasilkan sebanyak 200 ton ikan per tahun.
Berkaitan dengan dibukanya Waduk Wonorejo sebagai kawasan wisata, setiap pengunjung yang masuk ke kawasan waduk harus membayar Rp 2 ribu per orang. Selepas melewati pintu masuk, pengunjung tinggal menempuh perjalanan sekitar satu kilometer untuk mencapai bendungan.
Untuk pengelolaan bendungan berkapasitas tampung 122 juta meter kubik itu berada pada Perum Jasa Tirta I yang berkedudukan di Malang. Dan Bendungan Wonorejo merupakan bendungan yang ketujuh dari pengaturan dan pengendalian penggunaan air di Daerah Aliran Sungai Brantas wilayah Jawa Timur.
Sedangkan untuk sisi pengembangan pengelolaan aset wisata bendungan yang diresmikan pada 21 Juni 2001 itu, di bawah kelola Dinas Pariwisata, seni dan budaya Kabupaten Tulungagung. Pihak pemkab setempat juga getol untuk terus memoles dan mempromosikan keberadaan potensi wisata Bendungan Wonorejo.
Terbukti dengan adanya kelengkapan sarana dan prasarana penunjang bagi para wisatawan yang ada di sana. Seperti penginapan memadai, restoran, jogging track, taman rekreasi keluarga, dan kenyamanan jalur transportasi menuju lokasi yang sangat layak dilalui berbagai jenis kendaraan. Sedangkan dari sisi promosi pihak terkait kerap melakukan penawaran promosi paket kunjungan wisata di Kabupaten Tulungagung. Baik diperuntukan bagi para wisatawan domestik maupun mancanegara.
Membludak
Melihat betapa besar perubahan dan pembenahan fasilitas di Bendungan Wonorejo. Masyarakat setempat dan dari luar Kabupaten Tulungagung, nampak kian tertarik untuk datang ke sana.
Hal ini dapat dilihat dari data jumlah kunjungan wisatawan yang dalam setiap bulannya terus meningkat. Hingga pada kisaran ratusan setiap bulan. Atau bila dalam perhitungan tahunan setiap tahun mencapai angka kunjungan sebesar tiga ribu pengunjung.
Asumsi jumlah kunjungan para wisatawan itu bahkan bisa lebih. Belum lagi bila pihak pengelolah wisata Bendungan Wonorejo dan pihak Pemkab Tulungagung menggelar pesta rakyat di sana, seperti pagelaran pentas dangdut dan beberapa pertunjukan kesenian tradisional setempat. Jumlah kunjungan pun bisa menembus lima ribu orang pertahunnya.
Tak salah apabila di saat-saat seperti itu lokasi bendungan bagai lautan manusia. Warna-warni mereka nampak berhias dan bersanding dengan keindahan panorama alam yang tersuguhkan.
naskah dan foto : m.ridlo’i
1 Comment
Jaga terus keindahannya