Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memberikan apresiasi perusahaan-perusahaan di Kawasan Industri Nganjuk yang mampu eksis bertahan ditengah pandemi Covid-19. Bahkan tidak sedikit perusahaan yang menurut Khofifah justru menggenjot produktivitasnya. Salah satunya, pabrik sarung tangan yang berada di KING Rejoso.
“Industri sarung tangan pada saat pandemi Covid-19 dan masa PPKM ternyata tidak terkontraksi. Tidak ada pengurangan dan kendala produksi, pun pengurangan pegawai. Ini hal yang menurut saya menjadi semangat bagi Jatim untuk terus bangkit,” ungkap Khofifah dalam peninjauan Kawasan Industri Nganjuk (KING) PT. Mitra Saruta Indonesia di Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, pada Senin (1/11).
Khofifah mengapresiasi bagaimana Kawasan Indusri Nganjuk dapat mempertahankan performanya bahkan di tengah pandemi. Pasalnya, hal ini bukan cuma akan meningkatkan perekonomian Jatim secara keseluruhan. Rencana pembangunan titik-titik KI strategis lainnya juga berpotensi meningkatkan penghasilan daerah dan juga membuka lapangan kerja baru.
“Produktivitas di tengah pandemi ini masih bisa dijaga, dan semua pihak saling bersinergi dan bekerja keras. Bahkan, direncanakan akan ada pengembangan di titik-titik strategis lain yang bisa turut meningkatkan penghasilan daerah dan membuka lapangan kerja baru,” ungkap Khofifah.
Atas hal itu, Khofifah mengimbau permudahan dan percepatan bagi proses pengajuan izin industri. Khofifah menyebutkan, Pemprov Jatim, pemerintah kabupaten, dan pemerintah pusat memiliki porsinya masing-masing, dan akan membantu percepatannya semaksimal mungkin.
“Pada dasarnya, proses perizinan ini perlu dilakukan percepatan, permudahan, dan akses yang lebih memungkinkan supaya Industri manufaktur di Jatim bisa mendapatkan ruang lebih baik,” ungkapnya.
Khofifah menegaskan, bahwa Pemprov Jatim, Pemerintah Daerah, dan Pemerintah akan saling bersinergi untuk menguraikan dan mengupayakan hal ini. Utamanya agar geliat ekonomi dan industri bisa terus tumbuh sehingga membawa keuntungan berlipat bagi masyarakat dan daerah.
Seusai melihat hasil produksi sarung tangan, Khofifah menyebut terdapat sekitar 50-60% dari hasil industri tersebut yang dialokasikan untuk ekspor. Karenanya, upaya untuk memaksimalkan dan memfasilitasi ekspor turut menjadi prioritas bagi Pemprov Jatim.
“50-60% poduk sarung tangan produksi pabrik ini komoditas ekspor, maka menjadi penting bagi kita untuk meningkatkan dan memfasilitasi akses ekspor di kawasan-kawasan industri. Kedatangan saya disini ingin melihat langsung bagaimana pabrik-pabrik di kawasan industri ini beroperasi, sekaligus meninjau bagian mana saja yang masih perlu diberi penguatan,” imbuhnya.
Melihat fakta tersebut, Khofifah mengaku optimis bahwa keberadaan KING ini dapat mengakselerasi peningkatan ekonomi di Jatim. Sekaligus menjadi daya tarik investor untuk menanamkan investasinya di Jawa Timur. Saat ini, KING yang berupa kawasan peruntukan industri telah ditempati oleh beberapa perusahaan. Antara lain manufaktur sarung tangan, kertas, plastik, lem, dan lain sebagainya.
Sebagai tambahan, Penetapan deliniasi Kawasan Industri Nganjuk (KING) seluas 1.224 Ha akan terbagi menjadi tiga Kawasan meliputi KING 1 seluas 646,06 Ha, KING 2 seluas 341,52 Ha, KING 3 seluas 236,99 Ha. Ke depan, untuk pembangunan lebih lanjut Kawasan Industri, Kabupaten Nganjuk harus segera mempersiapkan lahan, menyediakan Infrastruktur dasar berupa drainase, sampah, IPAL, PJU, Telekomunikasi, Air Bersih, Air Baku, ketersediaan Sumber Daya Manusia.
Sekaligus, melengkapi proses perizinan, serta membahas kebijakan pajak. Semua kelengkapan tersebut di atas terutama kebutuhan infrastruktur dasar diusulkan ke Kementerian/Lembaga terkait baik pusat maupun provinsi. Khofifah berharap bahwa pengembangan KI Nganjuk ini dapat menjadikan Kab. Nganjuk sebagai daerah Industri dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dengan tetap menjaga area pertanian terlindungi.